5 Tips Hadapi Tetangga Toxic, Jangan Terbawa Emosi, ya!
KORANPALAPA – Tetangga Toxic
Bagaimana rasanya mempunyai tetangga yang bersikap toxic? Sebagai seorang yang dekat bukannya memberi dukungan, justru membuat kita semakin tidak nyaman.
Padahal, sebuah hubungan terdekat akan sangat menguntungkan jika mau mendukung satu sama lain. Namun, kenyataannya yang terdekat tidak selalu demikian.
Tapi, kamu jangan khawatir. Karena berikut ada deretan tips untuk kamu supaya kamu bisa menghadapi tetanggamu yang toxic dengan lebih baik.
Hadapi dengan senyuman
Meski sikap atau bahkan omongan tetangga yang toxic itu menyakitkan, bukan berarti kamu juga membalasnya dengan makian. Itu bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.
Cara paling sederhana yang bisa kamu coba adalah menghadapinya dengan senyuman. Sekalipun itu harus terpaksa, namun lama kelamaan juga akan terbiasa. Siapa tahu justru tetanggamu yang akan kebingungan dengan sendirinya.
Cukup diam dan buktikan apa yang kamu perjuangkan
Menjadi pendiam juga tidak ada salahnya, lho. Bukan berarti kamu tidak mampu membalasnya, tapi karena tenagamu jauh lebih berharga.
Bukankah ada peribahasa yang mengatakan ‘bahwa diam itu emas’, kan? Nah, kamu bisa mencoba mempraktikan hal ini. Dijamin tetanggamu akan geleng-geleng dengan sendiri dan menghentikan kegiatan toxic-nya.
Tetaplah tenang dan sabar
Kalau ini sudah jelas, sih. Apapun yang kita lakukan dengan penuh kesabaran pasti akan memberikan hasil maksimal. Mungkin butuh waktu yang tidak sebentar, tapi ini perlu kamu lakukan.
Kesabaran akan membuktikan segalanya, kalau sebuah hujatan tidak harus diselesaikan dengan kemarahan. Sabar harus kamu tanamkan dalam menjalani kehidupan, termasuk menghadapi tetanggamu yang toxic itu.
Jangan memperkeruh suasana
Seringkali kita tidak sabar dalam menghadapi permasalahan. Tentu, itu bukan pilihan yang bisa dilakukan. Seharusnya yang kita lakukan adalah tetap tenang dan tidak memperkeruh suasana.
Ada orang yang bertindak terburu-buru dan justru makin memperkeruh suasana. Padahal yang awalnya hanya sekadar adu mulut, harus berlanjut pada kekerasan fisik akibat tidak terima pada salah satu pihak yang terlibat.
Berusaha ikhlas dan mendoakan yang terbaik
Ketika kita sebagai korban toxic tetangga, jika sudah melakukan berbagai cara dengan kepala dingin namun tak kunjung mempan. Maka kita tinggal mengikhlaskannya begitu saja. Selanjutnya, kita tinggal pasrah dan tetap berbuat yang terbaik.
Kesimpulannya, kita harus tetap menghadapi setiap permasalahan denahan kepala dingin. Bukan berarti kita lemah dan tidak mampu, lebih tepatnya karena itulah yang terbaik untuk segalanya.
