BERITA UNIK BERITA VIRAL

Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

KORANPALAPA, Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang. Gerhana bisa menjadi peristiwa astronomi yang spektakuler. Ada alasan bagus bahwa seluruh cabang pariwisata bermunculan guna melayani mereka yang ingin melihatnya.

Gerhana berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021, gerhana bulan total yang akan terlihat dari Asia timur, Australia, melintasi Pasifik, dan Amerika. Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Tapi ini hanyalah salah satu dari beberapa jenis gerhana.

Berikut adalah uraian dari ketiga jenis dan variannya yang berbeda.

Gerhana matahari

Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Terkadang, saat Bulan mengorbit Bumi, dia bergerak antara Matahari dan planet kita, menghalangi cahaya dari bintang dan menyebabkan gerhana matahari.

Dengan kata lain, Bulan melemparkan bayangannya ke permukaan Bumi.

Namun, ada tiga jenis gerhana matahari, dan itu berbeda satu sama lain terkait bagaimana dan seberapa banyak, Bulan menutupi Matahari.

Gerhana matahari total

Gerhana matahari total terjadi ketika Matahari, Bumi dan Bulan sejajar sedemikian rupa sehingga menghalangi sinar matahari secara penuh.

Selama beberapa detik (atau kadang-kadang bahkan beberapa menit), langit menjadi sangat gelap seolah-olah seperti malam hari.

Menurut NASA, “gerhana matahari total hanya mungkin terjadi di Bumi karena kejadian kebetulan terkait ruang angkasa”: Matahari 400 kali lebih lebar dari Bulan, tetapi jaraknya juga 400 kali lebih jauh.

“Geometri itu berarti bahwa ketika sejajar sempurna, Bulan menghalangi seluruh permukaan Matahari, menciptakan gerhana matahari total,” tambah NASA.

Garis yang menelusuri bayangan Bulan di permukaan bumi disebut “jalur totalitas” dan di area kecil itulah tontonan kegelapan total ini terlihat.

Di kedua sisi jalur ini, dalam rentang ribuan kilometer, sebagian gerhana bisa terlihat.

Semakin jauh Anda dari bidang totalitas, semakin kecil bagian Matahari yang akan tertutupi Bulan.

Adapun durasinya, itu akan tergantung pada “posisi Bumi terhadap Matahari, Bulan terhadap Bumi dan bagian mana dari Bumi yang sedang mengalami kegelapan,” tulis Beamin.

Secara teoritis, gerhana matahari terpanjang bisa berlangsung tujuh menit 32 detik, tambah astrofisikawan Chili.

Mengenai frekuensi, mereka tidak sesering yang Anda bayangkan: ada satu setiap 18 bulan.

Yang benar-benar langka adalah gerhana matahari total terlihat lagi dari tempat yang sama, yang terjadi rata-rata setiap 375 tahun.

Akan ada gerhana matahari total tahun ini pada 4 Desember, tetapi Anda harus berada di Antartika untuk melihat efek penuhnya.

Gerhana Cincin (Annular Eclipse)

Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Ketika Bulan berada lebih jauh dari Bumi dan tampak “lebih kecil”, dia tak sepenuhnya menutupi permukaan Matahari.

Jadi, saat Matahari tertutup sebagian oleh bulan, bentuk seperti cincin terlihat di sekitar Bulan, dan peristiwa itu bernama gerhana matahari annular.

Seperti halnya saat gerhana matahari total, selama fenomena ini terdapat “jalur annularitas” di mana gerhana tersebut terlihat sebagai lingkaran.

Di setiap sisi jalur ini, pada gilirannya, ada zona keberpihakan (zone of partiality).

Pada 10 Juni 2021, gerhana annular akan terlihat di garis lintang paling utara: sebagian Kanada, Greenland, dan Rusia akan melihat efek penuhnya, tetapi sebagian besar Eropa, Asia Tengah, dan Cina akan melihat gerhana parsial.

Gerhana Matahari Hibrida (Hybrid eclipse)

Beamín menjelaskan gerhana matahari hibrida adalah fenomena yang terjadi “ketika Bulan berada pada jarak yang tepat di mana ia dapat menutupi Matahari sepenuhnya, tetapi, seiring perkembangannya, ia bergerak sedikit menjauh dari Bumi dan berhenti menutupi Matahari, berubah menjadi gerhana cincin.”

Gerhana hibrida cukup langka (terhitung sekitar 4 persen dari semua gerhana matahari), menurut Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC).

Data NASA menunjukkan yang terakhir terjadi pada 2013, dan kita harus menunggu hingga 20 April 2023 untuk menyaksikan yang berikutnya, yang akan terlihat dari Indonesia, Australia, dan Papua Nugini.

Baca juga : Apa Perbedaan Psychotic Break Vs Mental Breakdown?

Gerhana Bulan

Gerhana bulan terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menghalangi cahaya.

Dengan kata lain, saat terjadi gerhana bulan, yang kita lihat adalah bayangan Bumi yang muncul di permukaan Bulan.

Seperti yang dijelaskan dalam materi panduan penjelasan dari Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC), “visibilitas gerhana matahari bergantung pada lokasi geografis si pengamat.

“Dengan gerhana bulan, yang terjadi sebaliknya: fenomena tersebut diamati dari tempat mana pun di planet kita di mana Bulan berada di atas cakrawala pada waktu gerhana.”

Panduan tersebut juga mengatakan “tidak seperti gerhana matahari, di mana jadwal fase gerhana bergantung pada posisi geografis pengamat, pada gerhana bulan ini akan sama di manapun tempat pengamatannya”.

Ada tiga jenis gerhana bulan.

Gerhana bulan Total

Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Selama gerhana bulan total, NASA menjelaskan, Bulan dan Matahari berada tepat di sisi berlawanan dari Bumi.

“Walaupun Bulan berada di bawah bayang-bayang Bumi, NASA menambahkan, sebagian sinar matahari mencapai Bulan.”

Sinar matahari ini melewati atmosfer bumi, yang menyaring sebagian besar cahaya biru, itulah sebabnya, selama fenomena ini, Bulan terlihat merah dan kadang-kadang dijuluki “Blood Moon”.

Menurut IAC, “karena diameter planet kita 4 kali lebih besar dari diameter bulan, bayangannya juga jauh lebih lebar, sehingga totalitas gerhana bulan bisa bertahan hingga 104 menit.”

Dan itulah secara presisi yang dapat kita lihat pada 26 Mei 2021.

Jika kebetulan berada di Amerika Selatan di bagian barat, Asia Tenggara, Australia, atau bagian barat AS dan beruntung menikmatinya saat langit cerah, maka berada dalam posisi untuk dapat melihat “Super Flower Full Moon”, selama sekitar 14 menit.

Gerhana bulan parsial (Partial lunar eclipse)

Sesuai dengan namanya, gerhana bulan parsial terjadi ketika hanya sebagian Bulan yang memasuki bayangan Bumi.

Bergantung pada besarnya gerhana, bayangan merah tua (dark red), tetapi terkadang juga berkarat atau abu-abu arang (charcoal grey), dapat muncul di area permukaan bulan yang gelap.

Hal ini terjadi karena kontras antara area yang terkena bayangan (the shaded area) dan permukaan bulan yang cerah tak terpengaruh bayangan.

Menurut NASA, meskipun gerhana bulan total merupakan fenomena langka, yang sebagian terjadi setidaknya dua kali setahun.

Gerhana bulan parsial berikutnya diperkirakan pada 18-19 November, dan akan terlihat di Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan sebagian Eropa dan Asia.

Gerhana bulan Penumbra (Penumbral lunar eclipse)

Terjadi ketika Bulan melewati bayangan penumbra Bumi, yaitu bayangan yang jauh lebih redup.

Karena itulah, gerhana ini sangat halus sehingga persepsi mereka di mata manusia bergantung pada bagian bulan yang memasuki wilayah penumbra: semakin kecil, semakin sulit untuk diamati.

Karena alasan inilah, gerhana ini acapkali bahkan tidak disebutkan dalam kalender yang ditujukan bagi setiap orang selain ilmuwan.

Gerhana Bintang (Stellar Eclipses)

Tidak semua gerhana melibatkan Matahari dan Bulan, bintang-bintang yang jauh juga bisa mengalami gerhana.

“50% bintang berada dalam dua sistem bintang atau lebih,” jelas Beamín dalam bukunya “Illustrated Astronomy”, yang tersedia gratis secara online.

“Karena ada begitu banyak bintang di galaksi kita, beberapa dari bintang biner itu [sistem bintang yang terdiri dari dua bintang yang mengitari pusat massa yang sama] mengorbit di bidang yang sangat sejajar dengan Bumi, jadi pada bagian tertentu dari orbitnya, satu bintang lewat di depan yang lain, mengaburkannya, “tambahnya.

“Bintang ganda ini sebut gerhana bintang biner (eclipsing binary stars).”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *