BERITA UNIK

Diprediksi Segera Runtuh, Gletser Kiamat Terbesar di Antartika

Diprediksi Segera Runtuh, Gletser Kiamat Terbesar di Antartika

KORANPALAPA, Diprediksi Segera Runtuh, Gletser Kiamat Terbesar di Antartika. Salah satu gletser terbesar di Antartika yang di sebut sebagai Gletser Kiamat, tak lama lagi akan mengalami keruntuhan.

Studi baru yang terpublikasikan di jurnal Science, menunjukkan hasil simulasi keruntuhan gletser Antartika akan di alami Gletser Thwaites di Antartika Barat.

Gletser Thwaites juga di sebut sebagai Gletser Kiamat dan merupakan salah satu gletser terbesar dan paling tidak stabil di dunia.

Hal ini berdasarkan pemodelan yang di lakukan para peneliti, yang memodelkan runtuhnya berbagai ketinggian tebing es.

Formasi tebing es di Antartika hampir vertikal terjadi di mana gletser dan lapisan es bertemu dengan lautan.

Para peneliti menemukan bahwa ketidakstabilan tidak selalu mengarah pada disintegrasi yang cepat.

“Apa yang kami temukan adalah bahwa dalam rentang waktu yang lama, es berperilaku seperti cairan kental, seperti kue dadar yang menyebar di penggorengan,” kata Jeremy Bassis, profesor ilmu dan teknik iklim dan ruang angkasa University of Michigan, Amerika Serikat, yang meneliti Gletser Kiamat terbesar di Antartika ini.

Bassis menambahkan, es menyebar dan menipis lebih cepat dan ini bisa menstabilkan keruntuhan. Akan tetapi, jika lapisan es tidak cukup cepat menipis, maka saat itulah gletser akan runtuk lebih cepat.

Dalam pemodelan ini, para peneliti menggabungkan variabel keruntuhan es dan aliran es untuk pertama kalinya.

Baca juga : Manfaat Konsultasi Psikologi untuk Kesehatan Mental

Mereka menemukan bahwa peregangan dan penipisan es, serta penompang dari bongkahan es yang terperangkan, dapat memoderasi efek ketidakstabilan tebing es laut yang di sebabkan oleh fraktur.

Temuan studi Gletser Kiamat di Antartika ini menambah wawasan tentang teori sebelumnya tentang ketidakstabilan tebing es laut.

Diprediksi Segera Runtuh, Gletser Kiamat Terbesar di Antartika

Teori itu menyebut bahwa jika ketinggian tebing es mencapai ambang tertentu.

Tebing ini dapat tiba-tiba hancur karena beratnya sendiri dalam reaksi berantai dari patahan es.

Gletser Thwaites di Antartika, terkadang di sebut sebagai Gletser Kiamat, yang bergerak mendekati ambang batas ini dan dapat berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut hingga hampir 3 kaki, jika gletser ini runtuh.

Gletser Kiamat di Antartika ini berukuran sekitar 74.000 mil persegi, kira-kira seukuran Florida, dan sangat rentan terhadap perubahan iklim dan laut.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa gunung es yang retak dan jatuh dari gletser utama dalam proses yang terkenal sebagai ‘iceberg calving’.

Dapat mencegah daripada berkontribusi terhadap bencana keruntuhan.

Sebab, jika bongkahan es terjebak pada singkapan dasar laut, maka mereka dapat memberikan tekanan balik pada gletser untuk membantu menstabilkannya.

Bassis mencatat, bahkan jika gletser tidak runtuh secara besar-besaran, mengekspor tebing es tinggi maka masih bisa memicu kemunduran beberapa kilometer per tahun.

Selanjutnya, akan berkontribusi besar terhadap kenaikan permukaan laut di masa depan.

Baca juga : Ditemukan di Botswana, ini Berlian Terbesar Ketiga di Dunia

Diprediksi Segera Runtuh, Gletser Kiamat Terbesar di Antartika

Kendati demikian, memprediksi mundurnya gletser adalah masalah yang sangat rumit.

Sebab, hal ini terpengaruhi oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi, baik tekanan dan ketegangan miliaran ton es yang bergeser, perubahan suhu udara dan air, serta efek dari aliran air cair.

Akibatnya, prediksi runtuhnya Gletser Thwaites berkisar dari beberapa dekade hingga berabad-abad.

Studi baru, kata Bassis, merupakan langkah penting untuk menghasilkan prediksi yang akurat dan dapat tindaklanjuti.

“Penelitian ini menawarkan harapan bahwa kita tidak mendekati kehancuran total, ada langkah-langkah yang dapat mengurangi dan menstabilkan keadaan.

Dan kita masih memiliki kesempatan mengubah banyak hal dengan membuat keputusan tentang hal-hal seperti emisi energi—metana dan CO2,” jelas Bassis.

“Wawasan penting ini akan menginformasikan penelitian masa depan tentang mundurnya Gletser Thwaites dan gletser besar lainnya dari lapisan es Antartika Barat yang rentan untuk mundur melalui kegagalan tebing es dan ketidakstabilan tebing es laut,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *