PALAPAQQ LOUNGE
Anak Kecanduan Media Sosial – “Orang tua perlu mengatasi kecanduan media sosial pada anak. Misalnya dengan lebih sering mengajak anak diskusi dan jadi panutan yang baik.”
Kecanduan media sosial rentan terjadi pada anak-anak dan remaja, yang telah terpapar digitalisasi sejak dini. Kondisi ini merujuk pada hubungan media sosial dengan dopamin, neurotransmiter yang dibuat di otak yang dikenal sebagai hormon “rasa nyaman”, sebagai bagian besar dari masalah.
Ketika seorang anak terlibat dalam sesuatu yang mereka anggap menyenangkan, otak akan melepaskan dopamin yang memicu rasa senang. Pada gilirannya, mereka menginginkan lebih dari perasaan itu.
Dalam hal media sosial, bisa jadi anak mendapat like, share, atau mention positif, merangsang otak untuk melepaskan dopamin. Berbagai hal yang terjadi di media sosial inilah yang membuat ketagihan.
Cara Mengatasi Kecanduan Media Sosial pada Anak
Jika Si Kecil mengalami kecanduan media sosial, ada beberapa hal yang bisa orang tua lakukan untuk mengatasinya, yaitu:
Menjadi Panutan
Sebelum menyalahkan anak, penting untuk bercermin terlebih dahulu. Apakah Ibu atau Ayah selama ini juga sering asyik bermain media sosial? Jika iya, maka cobalah untuk juga menghilangkan kebiasaan ini, agar bisa jadi panutan bagi anak.
Orang tua yang cerdas tidak boleh menggunakan media sosial secara tidak bertanggung jawab, seperti:
- Selalu bermain smartphone, alih-alih menyelesaikan tugas-tugas produktif.
- Menggunakan media sosial pada waktu makan.
- Membagikan postingan, gambar, dan konten lain yang tidak pantas.
Sebaliknya, cobalah menggunakan media sosial dengan tujuan yang baik dan masuk akal bahkan untuk anak-anak. Biarkan anak melihat bagaimana orang tua berinteraksi dengan teknologi, dan menjadikannya contoh saat mereka menggunakan media sosial.
Cari Alternatif Selain Media Sosial
Penting untuk mengetahui apakah kebosanan adalah alasan anak kecanduan media sosial secara ekstrem. Ini adalah salah satu alasan utama anak-anak rentan menjadi kecanduan.
Ada banyak kegiatan di waktu luang yang menawarkan dampak positif untuk fisik dan mental anak. Adalah bijaksana untuk membantu anak mencari alternatif yang cocok. Tantang anak untuk membuat daftar kegiatan yang ingin ia lakukan, bahkan yang tidak memungkinkan baginya.
Ini mungkin tidak bisa jadi alasan untuk meninggalkan media sosial sama sekali, tetapi untuk mengeksplorasi sisi inovatif dan kreatif anak. Ada banyak kegiatan seru yang bisa anak coba untuk mengisi waktu luang, seperti:
- Permainan dan aktivitas luar ruangan.
- Permainan papan.
- Membaca dan menulis.
- Berwisata selama akhir pekan.
Jangan terpaku pada satu aktivitas. Bereksperimenlah dengan berbagai di antaranya untuk mengetahui mana yang akan menjadi bagian dari kehidupan anak di masa mendatang.
Menegakkan Rutinitas Keluarga
Kurangnya struktur yang memandu rutinitas rumah sering kali menyebabkan anak-anak melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan berujung pada kecanduan media sosial. Ini diperparah ketika orang tua gagal melakukan intervensi karena tidak tahu caranya.
Menanamkan nilai-nilai kekeluargaan yang berpusat pada disiplin, manajemen waktu, dan produktivitas, bisa jadi solusi. Keluarga yang membuat dan mengikuti jadwal memiliki posisi yang lebih baik untuk melawan kecanduan media sosial dan tantangan lain di rumah.
Kegiatan keluarga berikut ini mungkin bisa orang tua coba jadikan rutinitas untuk dilakukan bersama anak:
- Makan bersama.
- Melakukan pekerjaan rumah tangga.
- Mencoba berbagai kegiatan di luar ruangan.
- Ibadah bersama.
- Tidur bersama.
Rutinitas ini menghadirkan peluang untuk menghentikan kecanduan media sosial. Sembari membantu anak mengembangkan pola pikir yang bertanggung jawab.
Sering Mengobrol Bersama Anak
Sebagai orang tua, pastikan untuk sering duduk bersama anak dan mendiskusikan hal baik dan buruk, dalam penggunaan media sosial yang berlebihan.
Buat anak mengerti bahwa platform ini adalah pedang bermata dua oleh korps besar, yang bertujuan mempromosikan diri mereka sendiri untuk berbagai keuntungan.
PALAPAQQ REGISTER
Ajak anak untuk lebih mengutamakan interaksi tatap muka dibandingkan koneksi virtual yang eksploitatif. Terutama dengan orang yang tidak dikenal. Anak harus memahami efek negatif apa yang menanti jika ia menggunakan platform media sosial tanpa banyak berpikir. Seperti gangguan makan, kegemukan, dan pola tidur yang buruk.