BERITA KESEHATAN BERITA UNIK TIPS & TRICK

Mengapa Kamu Tidak Seharusnya Memencet Jerawat Batu Ini Alasannya

PalapaQQ Lounge Mengapa Kamu Tidak Seharusnya Memencet Jerawat Batu Ini Alasannya Meski menggoda, kebiasaan memencet jerawat batu perlu kamu hindari. Sebab, ada beberapa kondisi yang bisa terjadi sebagai dampak negatifnya pada kulit.

Mengapa Kamu Tidak Seharusnya Memencet Jerawat Batu? Ini Alasannya

Mengapa Kamu Tidak Seharusnya Memencet Jerawat Batu Ini Alasannya Memencet jerawat merupakan salah satu kebiasaan yang lazim terjadi. Sebab, ada sejumlah alasan mengapa seseorang bisa melakukan hal ini. Salah satunya adalah jerawat meradang dan berisi nanah yang biasanya menurunkan kepercayaan diri seseorang. 

Alhasil, sebagian orang kerap memencet jerawat agar cepat pecah. Namun, Sayangnya, apapun alasannya, memencet jerawat adalah hal yang sebaiknya kamu hindari.

Apalagi jika jerawat yang kerap kamu pencet adalah jerawat batu. Namun, mengapa demikian? Inilah alasannya. 

Alasan Mengapa Memencet Jerawat Batu Tidak Sebaiknya Dilakukan

Apakah jerawat boleh dipencet? Jerawat, khususnya jerawat batu yang membandel, memang dapat membuat seseorang tertarik untuk memencetnya hingga pecah. Meski begitu, saat memencet jerawat ada sejumlah kondisi yang dapat terjadi, meliputi: 

  • Membuat serpihan yang menumpuk dalam pori masuk lebih dalam ke dalam folikel (struktur yang menahan setiap helai rambut ke kulit).
  • Berisiko menyebabkan dinding folikel pecah, menumpahkan bahan yang terinfeksi (termasuk nanah) ke lapisan bawah kulit atau dermis.
  • Hal ini dapat mengakibatkan peradangan yang lebih parah dari sebelumnya, dengan peningkatan kemerahan, bengkak, dan panas pada kulit di sekitarnya.
  • Patahnya struktur kulit juga dapat memicu infeksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pembentukan jerawat yang lebih besar dan/atau jerawat baru tepat di sebelah jerawat yang baru saja kamu pecahkan.

Berdasarkan risiko tersebut, memencet jerawat juga dapat menimbulkan dampak negatif lainnya pada kulit.

Risiko Dampak Negatif pada Kulit Lain yang Bisa Terjadi

Jerawat yang muncul dapat menyebabkan lebih dari sekadar bintik bengkak atau bekas luka terbuka. Sebab, setiap kali kulit  rusak, ada kemungkinan jaringan akan hilang selama proses penyembuhan. Semakin luas kerusakan, semakin tinggi kemungkinan kehilangan jaringan.

Memencet jerawat secara agresif dengan teknik yang salah, dan dilakukan tanpa menggunakan alat, juga dapat memicu sejumlah kondisi. Tak hanya infeksi, hal ini juga dapat memicu terjadinya ruam, hingga luka akibat robekan kulit. 

Kamu juga dapat meninggalkan tanda gelap atau hiperpigmentasi pascainflamasi. Kondisi ini terjadi ketika peradangan parah merusak sel-sel keratinosit, menyebabkan mereka melepaskan sejumlah besar pigmen atau melanin. 

Jika kerusakannya minimal, penggelapan kulit akan sering berbalik. Namun, jika kerusakannya parah atau berkelanjutan, perubahan warna mungkin menjadi lebih terang tetapi tidak sepenuhnya hilang tanpa pengobatan.

Tindakan yang Seharusnya Kamu Lakukan

Ketimbang memencetnya, lebih baik kamu menerapkan sejumlah kebiasaan baru agar jerawat tidak semakin parah. Menurut dr Astrid Teresa, Sp.KK yang dikutip dari laman YouTube Halodoc, berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu lakukan: 

  • Rutin mencuci muka, setidaknya dua kali dalam sehari (pagi dan malam). 
  • Pastikan untuk mencuci muka menggunakan sabun yang cocok dengan kulit serta air hangat.
  • Cuci muka dengan gerakan memutar. Lakukan secara lembut dan perlahan.
  • Hindari penggunaan produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit. 
  • Jika memiliki jerawat yang tengah meradang, hindari produk dengan kandungan scrub.
  • Setelah mencuci wajah, keringkan dengan handuk namun jangan menggosoknya. Sebab, hal ini dapat membuat kulit iritasi. 

Meski begitu, apabila perubahan kebiasaan tak kunjung membuahkan hasil, sebaiknya kamu atau anggota keluargamu yang mengalami masalah jerawat, segera memeriksakan kondisi ke dokter.  Nantinya dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebab jerawat. Salah satunya adalah isotretinoin yang biasanya diberikan jika obat lain seperti benzoil peroksida, klindamisin, tetrasiklin, atau minosiklin tidak efektif. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *