BERITA UNIK

Misteri Sosok Kapten Jas di Museum Prasasti Jakarta

Misteri Sosok Kapten Jas di Museum Prasasti Jakarta

KORANPALAPA, Misteri Sosok Kapten Jas di Museum Prasasti Jakarta. Sebenarnya siapakah sosok Kapten Jas di makam ini? Selubung misteri mulai tersibak.

Museum Prasasti adalah sisa-sisa dari 5,5 hektare Kerkhof Laan atau Permakaman Kebon Jahe Kober yang digunakan sejak 1795. Pada 1970-an, era Gubernur DKI Ali Sadikin, mayat-mayat dalam kubur diangkut semua dan akhirnya tempat ini menjadi Museum Prasasti pada 9 Juli 1977.

Meski jenazah-jenazah dari dalam kubur sudah diangkut pada masa Gubernur Ali Sadikin, ada satu kuburan yang tidak terusik. Ini menjadi satu-satunya nisan yang masih terdapat jasad manusia di dalamnya.

Tertulis di nisan ‘Kapitein Jas’, begitulah nama yang tertera di batu nisan yang cukup besar tapi kusam ini. Nama itu tertera di bawah lambang salib. Di sisi kanan, tertulis tanggal kematiannya, 5 Mei 1768. Sungguh masa yang sangat lampau. Di sisi kiri, ada tulisan ‘Vader Jas’.

Misteri Sosok Kapten Jas di Museum Prasasti Jakarta

Alwi Shahab dalam buku ‘Saudagar Baghdad dari Betawi’ rilisan Penerbit Republika tahun 2004 menguak selubung citra angker yang melekat pada makam Kapitein Jas.

Dulu, makam Kapten Jas terletak di bawah pohon besar. Makam ini diziarahi bukan hanya dari masyarakat kristiani, tapi juga orang Islam. Makan Kapten Jas diziarahi oleh orang yang sakit supaya cepat sembuh. Ini memang dianggap masyarakat sebagai makam keramat.

Ada legenda yang membuat orang-orang sangat hormat kepada sosok legendaris di dalam makam ini. Kapten Jas memang benar-benar legendaris alias sosok yang tidak pernah ada.

Misteri Sosok Kapten Jas di Museum Prasasti Jakarta

“Kapten Jas, menurut Dr FH de Haan dalam ‘Oud Batavia’, sesungguhnya tokoh legendaris yang tidak pernah ada,” tulis Alwi Shahab.

Merujuk ke buku ‘Oud Batavia’ karya Dr de Haan jilid pertama, cerita-cerita soal Kapten Jas sudah beredar di Batavia sejak 1828. Kapten Jas disebut sebagai ‘orang tua jahat’ karena kesimpangsiuran informasi saat itu.

“Pada 1828 cerita sudah beredar bahwa Kapten Jas adalah orang pertama yang dikuburkan di Tanahabang (Kerkhof Laan),” tulis Dr de Haan.

Kenapa orang Batavia takut dengan Kapten Jas?

Ada penjelasan soal akar rasa takut penduduk Batavia terhadap sosok Kapten Jas. Buku ‘Oud Batavia’ Dr de Haan memuat penjelasannya, tepatnya di jilid I halaman 309.

Misteri Sosok Kapten Jas di Museum Prasasti Jakarta

Tahun 1790 adalah tahunnya wabah di Batavia. Ada malaria, kolera, hingga leptospirosis yang mengambil banyak nyawa. Prajurit Belanda saat itu menjadi sangat lemah, personel sipil juga tidak banyak. Mereka akhirnya dikuburkan di tanah milik seseorang bernama ‘Pak Jassen’, di sebelah Gereja Portugis (Jassen Kerk).

Saat itu muncul ungkapan, ‘Naar Kapiten Jas gaan (pergi ke Kapiten Jas)’ yang artinya ‘mati’. Soalnya, Kapiten Jas adalah pemilik lahan kuburan.

Merujuk pada keterangan yang tertulis dari Museum Prasasti, Kapten Jas (ditulis sebagai Kapiten Jas) merupakan legenda yang diduga ada hubungannya dengan Jassen Kerk, yaitu Gereja Portugis yang terletak di luar kota lama, yakni sekarang di Jalan Pangeran Jayakarta.

Dahulu kala (Batavia Lama alias Oud Batavia), pusat kota ada di kawasan yang saat ini disebut Kota Tua. Wilayah di luar Kota Tua disebut wilayah luar kota. Batas benteng kota adalah tempat yang saat ini disebut Stasiun Jakarta Kota.

Pada abad ke-17, banyak warga Batavia yang meninggal akibat kondisi kota yang tidak sehat. Halaman gereja sudah tidak cukup menampung makam orang yang meninggal, sehingga banyak yang dimakamkan di tanah sebelah halaman Gereja Jassen, atau ‘gereja milik Pak Jassen’. Tanah itu kemudian disebut ‘Tanah Kapten Jas’.

Baca juga : Unik, Keluarga Ini Buat Pohon Es Setiap Natal Selama Lebih dari 60 Tahun

Pada abad ke-18, tanah Kapten Jas ditutup. Pada 1828, pemakaman Kapten Jas di ‘Gereja milik Pak Jassen’ itu dipindahkan ke Kerkhof Laan alias Permakaman Jahe Kober, Tanah Abang (sekarang masuk Kecamatan Gambir).

“Sampai sekarang masih ada pengunjung dari dalam dan luar negeri untuk berziarah ke makam Kapiten Jas,” demikian keterangan dari Museum Prasasti.

Karena ini adalah makam pindahan dari ‘tanah milik Pak Jassen (entah siapa itu di masa lalu)’ di dekat Gereja Portugis dulu, kemungkinan isi dari makam ini terdiri lebih dari satu jasad. Semua jenazah yang dievakuasi dari lahan milik Pak Jassen ditumpuk di satu liang lahat itu.

Namun kemungkinan lain, ini benar-benar makam satu orang. Ada nama-nama orang yang menghormati sosok yang disemayamkan di sini, nama-nama orang itu tertulis di sisi kanan nisan.

“Rust zahct, lieve Vader. Bid voor ons Carlo, Mien, Ida, Tini, Adi, Hery, Ina. Et in meditatione mea exardescit ignis,” demikian bunyi kalimat di sisi kanan makam.

Arti tulisan bahasa Belanda itu kurang lebih, “Istirahatlah, ayah terkasih. Doakan kami Carlo, Mien, Ida, Tini, Adi, Hery, Ina.” Adapun kata-kata dalam bahasa Latin adalah kutipan dari Mazmur 39:4, Perjanjian Lama.

Kenapa masih ada jasad di dalam makam Kapten Jas, sementara jasad di makam yang lain sudah diangkut sejak era Gubernur Ali Sadikin?

Konon, saat itu ada pohon besar persis di dekat makam Kapten Jas. Masyarakat sekitar pada saat itu tidak berani untuk membongkar makam itu. Kini pohon besar itu sudah ditebang, namun mulai tumbuh satu pohon di dekat makam tua itu.

Sekilas soal Kerkhof Laan

Lahan di Kerkhof Laan atau Permakaman Kebon Jahe Kober punya sejarah dari lahan hibah milik WV Halventinus, putra Gubernur Jenderal ke-29 VOC Jeremiah van Riemsdijk (1775-1777). Dia menghibahkan lahan 5,5 hektare untuk menjadi makam, karena makam di gereja de Nieuwe Hollandsche Kerk dalam kota sudah penuh. Saat itu, kondisi Batavia sudah tidak sehat dan menuntut lahan permakaman baru, segera.

28 September 1795, makam ini resmi digunakan. Orang yang dimakamkan di sini adalah pejabat, bangsawan, dan orang prestisius, termasuk selebritis. Diperkirakan, ada 4.600 makam orang asing di sini.

Tahun 1975, Kebon Jahe Kober yang menjadi makam Nasrani ditutup oleh Pemda DKI. Seluruh jenazah dipindahkan, ada yang dibawa oleh keluarganya ke Belanda, ada pula yang dipindahkan ke makam lain di Jakarta. Pada 9 Juli 1977, Gubernur Ali Sadikin menjadikan lahan ini sebagai Museum Prasasti.

Ingin Mencari Bandar Terbaik hanya Di PALAPAQQ
Sudah Tidak Di Ragukan Lagi Sudah Banyak Pemenang Setiap Hari Hanya DiPALAPAQQ , Bandar Yang Selalu Mengingkan Membernya Menang Jangan Ragu2 Langsung Saja Join !

Keunggulan PALAPAQQ

BIG & HOT PROMO !
Bonus Rollingan 0,3 % –
Bonus Refferal 15 % – (seumur hidup)

MINIMAL DEPOSIT ; 20.000
MINIMAL WITHDRAW : 20.000

PELAYANAN LIVE CHAT 24 JAM
MEMPUNYAI MINIMAL 5 JENIS BANK DEPOSIT
MEMPUNYAI LINK ALTERNATIF TERLENGKAP
BONUS REFFERAL SEUMUR HIDUP
BONUS ROLLINGAN
MINIMAL DEPOSIT & WITHDRAW TERJANGKAU Rp 20.000
PALAPAQQ Menyediakan 9 GAMES DALAM 1 USER ID
BANDARQ | ADUQ | DOMINO99 | POKER | BANDAR POKER | CAPSA SUSUN | SAKONG | BANDAR66 | PERANG BACCARAT ( New Game )
– PROSES DEPO & WD MUDAH TANPA RIBET
– PROSES DEPO & WD TERCEPAT
– CS RAMAH & PROFESIOANAL SIAP MEMBANTU 24JAM
– TIPS & TRIK SELALU DI INFOKAN KEPADA MEMBER SEMUA YANG MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
– SEMUA BANK ONLINE 24 JAM DI PALAPAQQ ( JIKA TIDAK ADA GANGGUAN )
Di Support 5 Bank Terbesar dan Ternama

Your Number #1 PALAPAQQ Online Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *