Uncategorized

Macam-Macam Penyakit Tulang di Usia Muda

Macam-Macam Penyakit Tulang di Usia Muda

Poker Palapa – Macam-Macam Penyakit Tulang di Usia Muda,Pahami macam-macam penyakit tulang di usia muda yang bisa menyerang anak dan remaja. Penyakit tulang bukan sesuatu yang ringan, apalagi jika dialami oleh anak dan remaja yang masih harus melewati masa pertumbuhan.Selain dapat memengaruhi kualitas hidupnya di masa depan, macam-macam penyakit tulang di usia muda cukup membahayakan. Anak dan remaja tidak bisa tumbuh dengan baik, posturnya menjadi buruk, dan berisiko sebabkan kematian.

Ada dua jenis penyakit tulang yang bisa menyerang anak dan remaja, karena bawaan dan didapatkan dari berbagai faktor. Maka dari itu, mewaspadai macam-macam penyakit tulang di usia muda perlu sekali dilakukan, agar pemeriksaan dan penanganan tepat bisa segera didapatkan.Berikut ulas macam-macam penyakit tulang di usia muda dari berbagai sumber:

Kifosis

Kyphosis adalah pelengkungan abnormal pada punggung atas. Pada tulang yang normal, kelengkungan tulang punggung atas berada pada kisaran 25 sampai 45 derajat. Pada penderita kifosis, kelengkungan bisa mencapai 50 derajat.Ada tiga jenis kifosis, kifosis postural, kifosis Scheuermann, dan kifosis bawaan. Kyphosis postural sering terjadi pada remaja dan postur yang buruk. Ketika tulang belakang dan otot-otot di sekitarnya berkembang secara tidak normal.

Kifosis adalah kondisi relatif umum yang sering berkembang pada masa remaja atau dewasa muda. Postur yang buruk, kelainan pada tulang belakang, atau kelemahan terkait usia, dapat menyebabkan kifosis.Kifosis dapat terjadi dapat terjadi pada usia berapa pun tetapi paling sering terjadi pada wanita yang lebih tua. Jenis lain dari kyphosis dapat muncul pada bayi atau remaja karena malformasi tulang belakang. Beberapa jenis kyphosis dapat terjadi sejak lahir, tetapi ini jarang terjadi.

Lordosis

Lordosis merupakan bentuk kelainan tulang belakang bawah yang melengkung ke depan.Hal ini dapat menyebabkan tekanan berlebih pada tulang belakang, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.Gejala lordosis yang paling umum adalah nyeri otot. Ada dua jenis lordosis, lordosis di punggung bawah dan lordosis serviks. Sementara untuk lordosis serviks tulang belakang di daerah leher tidak melengkung seperti biasanya. Pada tulang belakang yang sehat, leher akan terlihat seperti huruf C yang sangat lebar, dengan lekukan mengarah ke belakang leher.

Lordosis dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Obesitas, kelainan tulang, dan osteoporosis dapat menyebabkan lordosis.

Skoliosis

Seseorang dengan skoliosis memiliki kurva menyamping di tulang belakangnya. Kurva sering berbentuk S atau berbentuk C. Tanda dan gejala skoliosis meliputi bahu dan pinggul tidak rata serta pundak yang tampak lebih menonjol dari yang lain.Jika kurva skoliosis semakin memburuk, selain melengkung ke samping, tulang belakang juga bisa memutar. Sejumlah kecil pasien dengan skoliosis mungkin memerlukan pembedahan. Komplikasi skoliosis meliputi nyeri kronis, defisiensi pernapasan, dan penurunan kapasitas olahraga.

Wanita paling sering mengalami skoliosis. Gangguan ini juga sering muncul pada anak-anak. Bentuk skoliosis yang paling umum muncul pada remaja. Skoliosis dapat menyerang anak-anak sejak usia 10 tahun.Tanda dan gejala sering mulai selama pertumbuhan sebelum masa pubertas. Dalam kebanyakan kasus, perawatan tidak diperlukan, karena kurva tulang balakang akan mengoreksi dirinya sendiri seiring dengan pertumbuhan.

Osteoporosis

Tak cuma orang dewasa, anak dan remaja juga memiliki risiko osteoporosis. Meski jarang terjadi, osteoporosis pada anak biasanya disebabkan oleh gangguan medis yang mendasarinya atau pengobatan tertentu. Pada anak terkadang tidak diketahui penyebab dari osteoporosis sehingga dinamakan osteoporosis idiopatik juvenile.

Tidak peduli apa penyebabnya, osteoporosis anak dapat menjadi masalah yang signifikan karena terjadi selama tahun-tahun utama pembentukan tulang anak. Sejak lahir hingga dewasa muda, anak-anak terus menumpuk massa tulang, yang biasanya memuncak di akhir usia 20-an. Semakin besar massa tulang puncaknya, semakin rendah risiko osteoporosis di kemudian hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *