Uncategorized

5 Alasan Penulis Perlu Hati-hati Memberikan Naskahnya pada Orang Lain

5 Alasan Penulis Perlu Hati-hati Memberikan Naskahnya pada Orang Lain

5 Alasan Penulis Perlu Hati-hati Memberikan Naskahnya pada Orang Lain

KORANPALAPA – 5 Alasan Penulis
Sebagai penulis, terkadang kamu perlu memiliki pembaca pertama untuk naskah-naskahmu. Akan tetapi, berhati-hatilah saat kamu hendak memberikan naskahmu pada orang lain. Tidak salah juga apabila kamu memilih tak menggunakan bantuan pembaca pertama buat naskah-naskahmu. Berikut pertimbangannya:

Mencegah naskahmu disalahgunakan

Bagi seorang penulis, naskah merupakan hartanya yang paling berharga. Naskah tersebut ditulis tidak hanya menggunakan pikiran, tetapi juga memerlukan penghayatan batin utamanya naskah fiksi.

Bahkan kerap kali menggambarkan pengalaman hidup penulis sendiri. Terbayang kan, betapa pribadi arti naskah bagi penulisnya? Kalau sampai naskahmu disalahgunakan orang, diakui sebagai karyanya lantas dipublikasikan, kamu pasti sangat sakit hati dan merugi.

Kamu tentunya tak ingin mendengar komentar dari sembarang orang

Masukan dari orang lain memang dibutuhkan agar naskahmu menjadi lebih baik. Akan tetapi, pastinya kamu lebih memerlukan saran dari orang yang punya banyak pengalaman di bidang kepenulisan. 

Upayamu untuk memperbaiki naskah malah bikin naskah tambah berantakan lantaran mengikuti saran yang asal-asalan.

Sikap mengajukan diri untuk membaca naskahmu tergolong tidak etis

5 Alasan Penulis Perlu Hati-hati Memberikan Naskahnya pada Orang Lain

Berhati-hatilah apabila ada teman yang tahu-tahu mengajukan diri buat menjadi pembaca pertamamu. Ia seharusnya mengerti bahwa saat kamu menulis sebagai sebuah pekerjaan, bukan sekadar cari pengakuan atau hobi, naskah sifatnya sangat pribadi.

Akan lebih tepat bila kamulah yang meminta dengan sopan sejumlah orang buat membaca naskahmu sebelum dikirimkan ke penerbit atau media massa.

Banyak orang sekadar kepo, bukan betul-betul tertarik membaca naskahmu

Jika kamu menulis 100 halaman misalnya, orang yang cuma kepo tidak membaca seluruhnya. Hanya berhenti di beberapa titik dan akhirnya lebih banyak mencela hasil kerja kerasmu daripada mengapresiasi atau memberikan kritik yang membangun.

Atau yang tak kalah menyakitkan, dia cuma bersemangat ketika meminta naskahmu untuk dibaca. Tiba waktunya kamu menagih komentarnya buat menjadi bahan perbaikan naskah, ia bersikap cuek seakan-akan naskahmu tidak penting.

Kamu perlu lebih fokus buat menyelesaikan dan merapikannya

5 Alasan Penulis Perlu Hati-hati Memberikan Naskahnya pada Orang Lain

Bekerja dalam sunyi sepertinya memang yang terbaik untuk seorang penulis. Ini menjaga konsentrasi tidak terpecah atau suasana hatimu memburuk. Sulit mempertahankan keduanya ketika naskahmu ada di tangan orang lain yang bukan editor dari penerbit atau media massa yang kamu tuju.

Naskah yang masih jauh dari rapi bahkan belum selesai bisa jadi tak akan pernah kelar. Kamu menjadi ragu dalam meneruskan naskah.

Bila kamu membutuhkan pembaca pertama untuk naskah-naskahmu, pilihlah dengan hati-hati. Ketahui kamu tipe penulis yang seperti apa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *