PALAPAQQ LOUNGE
Warnai Rambut – “Mewarnai rambut bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri bagi beberapa orang. Namun, benarkah kondisi ini bisa memicu terjadinya kanker darah atau leukemia?”
Mewarnai rambut memang bisa meningkatkan rasa percaya diri. Aktivitas ini juga di lakukan sebagai cara untuk menghilangkan kepenatan atau mendapat suasana baru. Namun, belum lama beredar sebuah video dari media sosial yang menyebutkan, bahwa kerap mengganti warna rambut membuat sang pengunggah video mengidap leukemia.
Pertanyaannya, benarkah ada hubungan antara kebiasaan mengganti warna rambut dengan risiko kanker darah ini? Perlu di ketahui bahwa leukemia merupakan kanker darah yang muncul karena tubuh membuat sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan. Gangguan kesehatan ini dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia.
Kebiasaan Mewarnai Rambut dan Risiko Leukemia
Seperti disebutkan dalam situs WebMD, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara bahan kimia dalam pewarna rambut tertentu dan kanker. Namun, studi tersebut tidak membuktikan bahwa kebiasaan tersebut menjadi penyebab leukemia.
Risiko leukemia sendiri bisa di katakan rendah pada orang yang mewarnai rambut mereka dari waktu ke waktu. Jika ada risiko, mungkin lebih tinggi untuk orang yang bekerja dengan pewarna sepanjang hari, untuk warna yang lebih gelap, dan pewarna yang bertahan lebih lama atau permanen.
Pewarna rambut yang di buat sebelum tahun 1980 mengandung beberapa bahan kimia yang di kaitkan dengan kanker. Sejak itu, perusahaan telah mengubah bahan kimia yang mereka gunakan untuk membuat pewarna rambut. Meski demikian, bukan tidak mungkin masih ada beberapa bahan pewarna yang mungkin berisiko.
Pemakaian Bahan Kimia dalam Produk Pewarna Rambut
Terdapat banyak jenis produk pewarna rambut yang memiliki kandungan bahan kimia berbeda. Tak hanya satu, tetapi hingga ribuan bahan kimia, mulai dari amina aromatik, hidrogen peroksida, hingga amonia.
Ketika kamu mewarnai rambut, tubuh akan menyerap bahan kimia lewat kulit kepala atau masuk ke paru-paru melalui hidung. Inilah mengapa, seseorang yang berprofesi sebagai penata rambut dan kerap berinteraksi dengan produk pewarna rambut di salon, akan mendapat paparan bahan kimia lebih banyak di bandingkan dengan pelanggannya.
Seperti di sebutkan dalam situs American Cancer Society, terdapat beberapa risiko penyakit kanker bagi orang-orang yang kerap mendapatkan paparan bahan kimia dari cat rambut, di antaranya:
- Kanker payudara
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pewarna rambut dapat meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi yang lain tidak. Sebuah studi menyebutkan, wanita yang menggunakan pewarna rambut permanen 9 persen lebih berisiko terkena kanker payudara, daripada wanita yang tidak mewarnai rambut.
Selain itu, wanita Afrika-Amerika yang menggunakan pewarna rambut setiap 5 hingga 8 minggu memiliki risiko 60 persen lebih tinggi terkena kanker payudara, dibandingkan dengan peningkatan risiko 8 persen pada wanita kulit putih.
Lalu, studi lain menemukan risiko kanker payudara 23 persen lebih tinggi pada wanita yang menggunakan pewarna rambut, dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan aktivitas tersebut.
- Kanker kandung kemih
Penata rambut dan tukang cukur yang menggunakan pewarna rambut di tempat kerja, mungkin sedikit lebih berisiko untuk terkena kanker kandung kemih. Sementara itu, kelompok orang yang mewarnai rambut mereka tampaknya tidak memiliki risiko yang lebih tinggi.
- Kanker darah
Beberapa penelitian menunjukkan sedikit peningkatan kemungkinan terjadinya limfoma non-Hodgkin, dan leukemia pada orang-orang yang menggunakan pewarna rambut.
PALAPAQQ REGISTER
Kemungkinan paling tinggi terjadi pada orang-orang yang menggunakan pewarna dengan warna lebih gelap, yang mengandung konsentrasi bahan kimia yang lebih tinggi. Selain itu, risiko kanker darah juga terbilang tinggi pada orang yang mulai mengecat rambut sebelum tahun 1980.