BERITA UNIK

Tak Asal Berkicau, Burung Memiliki Nada dan Logat

Tak Asal Berkicau, Burung Memiliki Nada dan Logat

KORANPALAPA, Tak Asal Berkicau, Burung Memiliki Nada dan Logat. Burung-burung sangat indah. Terlepas dari penampilannya yang menakjubkan, Burung-burung juga berkicau dengan meriah.

Baik di alam maupun di dalam kandang, burung itu suka bernyanyi atau berkicau. Apa sebenarnya tujuan dari burung itu, mengapa mereka tidak berhenti berkicau?

Rupanya menurut para ahli, kicau burung memiliki arti. Kicau burung jantan dan betina memiliki tujuan dan tujuan yang berbeda.

Arti dari kicau burung jantan dan betina.

Tak Asal Berkicau, Burung Memiliki Nada dan Logat

Burung jantan bernyanyi atau berkicau untuk menandai wilayah mereka. Seperti kucing jantan, menandai wilayahnya dengan menyemprotkan urin.

Hampir semua hewan, terutama jenis kelamin jantan, memiliki insting untuk menandai wilayah. Ini terkait dengan wilayah perburuan dan daerah untuk mencari pasangan.

Selagi membuat suara kicau yang menegaskan perbatasan, burung jantan juga akan mengelilingi daerah yang merupakan area kekuasaannya. Dari tepi ke tepi, dari sudut ke sudut lagi.

Tujuan kedua selain menandai wilayah adalah menemukan pasangan untuk berkembang biak. Di mana burung betina sering terpikat dalam sudut pandang visual, serta suara.

Apakah betina juga berkicau? Beberapa betina dari spesies tertentu dapat berkicau riuh, dengan tujuan merespons pejantannya.

Tetapi mereka akan mengurangi frekuensi bahkan berhenti berkicau setelah bertelur atau memiliki anak. Ini untuk menjauhkan sarang dari bahaya predator.

Baca juga : 9 Ras Anjing ini Menjadi Teman Terbaik Keluarga

Burung-burung bernyanyi.

David Steadman, kurator ornitologis University of Florida, mengkonfirmasi bahwa burung-burung memang bernyanyi. Tidak hanya berkicau tanpa tujuan.

Karena dalam studi yang terbukti bahwa meskipun ia telah menyanyi riuh, tetapi jika nadanya kurang tepat, maka seekor pejantan akan sulit untuk mendapatkan pasangan.

Tak Asal Berkicau, Burung Memiliki Nada dan Logat

Ini menunjukkan bahwa kicau Burung memiliki nada tertentu seperti halnya manusia bernyanyi.

Burung-burung bernyanyi lebih sering ketika mendekati musim bersarang. Di Florida, misalnya, nyanyian burung akan tampak lebih intens pada bulan Januari, ketika musim bersarang tiba. Setelah itu, nyanyian akan berkurang intensitasnya.

Burung memiliki dialek atau logat (aksen).

Seorang ahli ekologi Selandia Baru, Laura Molles, mengungkapkan data menarik tentang kicauan burung.

Bukan hanya fakta bahwa burung bernyanyi, tetapi fakta bahwa burung juga memiliki dialek atau aksen masing-masing.

Ini seperti masyarakat Jawa Tengah, yang memiliki aksen berbicara secara berbeda dengan rakyat Jawa Barat.

Laura Molles belajar tentang dialek burung ini selama bertahun-tahun. Dalam penelitiannya, Molles mendapat fakta bahwa burung-burung muda hanya bernyanyi sebisanya. Tetapi burung dewasa, lebih banyak dapat mengatur nada mereka untuk membentuk nyanyian yang lebih baik didengarkan.

Mengatur nada ini termasuk mengatur dialek. Jadi burung-burung memiliki aksen berkicau yang berbeda, tergantung pada area tempat tinggal.

Kemudian, ketika burung hilang, akan segera diakui sebagai pendatang baru oleh kawanan di lingkungan asing.

Penelitian unik yang menemukan bahwa dialek pada burung itu ternyata telah terjadi sejak 1950, diprakarsai oleh Peter Marler, peneliti asal Inggris.

Dalam penelitiannya, membuat dialek di area burung, ketika burung muda sering mendengar kicauan burung dewasa dan kemudian menirunya.

Awalnya, seluruh kicauan sama. Hingga suatu hari, ada burung yang salah meniru, dan kemudian ditiru oleh anak-anakan burung di daerahnya.

Di situlah ia akhirnya menciptakan aksen berbeda dengan yang lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *