BERITA UNIK

Manusia Purba Membuat Lukisan di Dalam Gua Tanpa Cahaya Alami, Bagaimana Caranya ?

Manusia Purba Membuat Lukisan di Dalam Gua Tanpa Cahaya Alami, Bagaimana Caranya ?

Manusia Purba Membuat Lukisan di Dalam Gua Tanpa Cahaya Alami, Bagaimana Caranya ?

KORANPALAPA, Manusia Purba Membuat Lukisan di Dalam Gua Tanpa Cahaya Alami, Bagaimana Caranya ? Gua adalah galeri seni manusia pertama. Nenek moyang kita membuat peta bintang, adegan berburu, dan jalur hewan zaman es di tempat tersebut.

Namun, gua itu bukan studio yang baik, tidak ada cahaya alami dan manusia tidak bisa melihat dalam gelap.

Bahkan, beberapa karya seni di temukan di lorong sempit atau jauh di dalam sistem gua yang gelap.

Jadi, bagaimana leluhur kita menaklukkan kegelapan gua untuk membuat lukisan kuno?

Untuk menjelaskan bagaimana seniman Zaman Batu bekerja di ruangan gelap yang sulit ini, para arkeolog di Spanyol mengeksplorasi catatan arkeologi untuk mencari bukti.

Bagaimana manusia purba menggunakan kayu dan zat lain untuk membuat obor dan lampu mereka yang dapat menerangi ‘studio’ mereka.

“Kami sangat tertarik pada semua proses produksi di balik gambar-gambar ini,” kata Diego Garate, penulis studi dan peneliti dari Institut Internasional Penelitian Prasejarah di Universitas Cantabria Santander, Spanyol.

Menurut Garate, sisa-sisa arang di situs seni cadas dapat memberi tahu kita banyak hal tentang bagaimana para seniman di masa lalu bekerja.

Tetapi sisa-sisa peralatan yang mereka gunakan, sering terabaikan dan belum terpelajari secara mendalam.

Atas dasar bukti arkeologis yang di temukan di gua Paleolitik, peneliti membuat simulasi dengan membuat obor prasejarah dan lampu minyak versi mereka sendiri.

Lima obor kayu di buat oleh para peneliti menggunakan kombinasi kayu juniper kering, kulit kayu birch, ivy, getah pinus dan sumsum tulang rusa.

Baca juga : Berkurangnya Panas Planet di Bawah Indonesia, ini Misteri Miringnya Inti Bumi

Sedangkan untuk lampu minyak isi dengan kayu juniper kering, resin dan sumsum tulang dari sapi.

Bahan-bahan yang di gunakan untuk obor kayu dan lampu minyak berdasarkan pada bukti arkeologis yang di temukan di gua paleolitik serupa.

Selanjutnya, tim membuktikan seberapa baik, benda tersebut bekerja di dalam Gua Isuntza 1 di wilayah Basque, Spanyol.

“Kami berjalan selama 20 menit di dalam gua sampai cahaya mulai redup. Sangat mengejutkan bahwa cahaya obor benar-benar berbeda dari cahaya buatan yang biasa kami gunakan,” kata Garate.


Menurutnya, obor kayu yang terdiri dari banyak kayu lebih baik untuk menjelajahi gua atau melintasi ruang yang lebih luas karena memproyeksikan cahaya ke segala arah, hampir 6 meter.

Selain itu, obor mudah dibawa dan lima kali lebih terang dari lampu minyak. Adapun pembakaran obor terpendek berlangsung 21 menit dan terlama selama 61 menit.

Namun, obor tak dapat diprediksi dan seringkali harus dinyalakan kembali dengan memindahkannya dengan cepat dari sisi ke sisi. Obor juga menghasilkan banyak asap.

Di sisi lain, lampu minyak bekerja lebih sedikit untuk menerangi ruang kecil untuk waktu yang lama, itu kurang pas untuk dibawa berjalan karena tak menerangi lantai.

Sementara itu, pencahayaan yang berasal dari perapian menghasilkan banyak asap dan terbakar dengan cepat.

Garate dan tim menyimpulkan bahwa manusia purba yang melukis jauh di dalam gua bukan hanya seniman, tetapi juga untuk penjelajah gua.

“Mereka tahu bagaimana untuk berkeliling di gua yang sangat sulit bagi kita, bahkan dengan helm dan tali. Pada saat itu jelas lebih sulit, mereka harus bergerak dengan obor di tangan mereka dan membuat gambar,” kata Garate.

Mereka bisa membuat gambar di pintu masuk gua, tetapi mereka melakukannya di tempat sempit dan masuk ke dalam gua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *