BERITA UNIK

Kenapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?

Kenapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?

KORANPALAPA, Kenapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru? Tidak banyak kesempatan bagi manusia untuk berinteraksi dengan gurita dan cumi-cumi karena habitatnya di kedalaman laut.

Morfologi tubuh dan cara mereka mempertahankan diri membuat banyak orang terpesona selama beradad abad.

Bahkan, hewan tersebut kerap dijadikan karakter tokoh dalam banyak film.

Namun, tahukah Anda jika gurita dan cumi-cumi memiliki darah biru?

Warna darah gurita dan cumi-cumi

Alasan sebenarnya di balik darah cumi-cumi dan gurita menjadi biru adalah evolusi sederhana.

Untuk memahami lebih jauh, kita perlu mengambil contoh evolusi manusia yang memiliki darah merah.

Salah satu komponen kunci dalam darah manusia adalah zat besi yang terkandung dalam hemoglobin, protein yang dibawa darah yang memungkinkan transportasi oksigen ke organ dan jaringan kita.

Perubahan darah gurita dan cumi-cumi

Besi mengikat oksigen, yang menyebabkan perubahan warna darah menjadi merah. Hemoglobin adalah metode transportasi oksigen yang sangat efisien, dibandingkan dengan metode lain yang diamati di alam.

Namun, 600 juta tahun yang lalu, ini mungkin tidak terjadi pada darah manusia.

Salah satu poin yang berbeda bisa jadi adalah protein dalam darah kita yang bertanggung jawab untuk transportasi oksigen.

Sementara gurita, cumi-cumi, dan sejumlah invertebata lainnya menggunakan protein hemosianin yang bergantung pada tembaga sebagai pengikat pilihan.

Kenapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?

Ketika tembaga mengikat oksigen, perubahan warna terjadi dan menghasilkan warna biru darah mereka.

Hemosianin memainkan peran penting dalam adaptasi cumi-cumi dan gurita terhadap lingkungan mereka. Banyak cumi-cumi dan gurita hidup di dekat dasar laut, seringkali pada suhu ekstrem atau Arktik.

Pada suhu seperti itu, oksigen mengikat lebih erat ke protein. Jika oksigen ini tidak dapat dipisahkan dan dikirim ke jaringan dan sistem organ, organisme akan mati lemas.

Untungnya, makhluk laut ini dapat mengubah konsentrasi hemosianin dalam darah mereka (sebanyak 40 persen di seluruh spesies) untuk mengimbangi dan memastikan kelangsungan hidup di perairan kutub.

Baca juga: Sejarah “Trick or Treat” Saat Halloween

Evolusi Cumi-cumi dan Gurita

Meskipun analisis darah dan evolusi sederhana dapat menjelaskan perbedaan warna, tapi mengapa gurita tidak berevolusi untuk hidup di perairan yang lebih hangat?

Kenapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?

Gurita memiliki rentang hidup yang relatif pendek dan kurangnya kemampuan untuk bermigrasi jarak yang jauh.

Ini sebagian besar disebabkan oleh perkawinan, gaya hidup, dan mobilitas mereka.

Merangkak melintasi dasar laut bukanlah cara tercepat untuk bergerak, dan dengan umur rata-rata 5-15 tahun.

Dengan kata lain, mereka harus berevolusi untuk menghadapi habitat pilihan mereka.

Tinggal di dekat ventilasi termal super panas dan perairan Arktik pada saat yang sama berarti bahwa gurita membutuhkan fleksibilitas dalam termoregulasi dan transportasi oksigen mereka.

Bukan satu-satunya

Hal ini menjadi penyebab hemosianin pilihan yang lebih fleksibel untuk anatomi dan kebutuhan spesifik mereka.

Konsentrasi tembaga juga meningkat di perairan yang lebih dalam, sedangkan konsentrasi besi akhirnya mulai berkurang.

Oleh karena itu, ketersediaan tembaga mungkin telah menyebabkan terhentinya kemajuan evolusi cumi-cumi dan gurita, karena lingkungan mereka menyediakan banyak mineral penting.

Namun, cumi-cumi dan gurita bukan satu-satunya makhluk berdarah selain merah.

Ada kadal berdarah hijau dari Papua Nugini yang memecah hemoglobin bekas menjadi bagian-bagian penyusunnya.

Ada juga ikan tertentu yang hidup pada suhu ekstrem dan memiliki darah yang benar-benar jernih, tidak memiliki pembawa protein untuk oksigen yang di bawa darah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *