BERITA UNIK

Jika Diizinkan Guardiola Bakal Mainkan 11 Andreas Inesta Dilapangan

PALAPA POKER – Mantan kapten Bayern Munchecn,Phillip Lahm menyebutkan bahwa jika diizinkan, Joseph Guardiola bakal memainkan 11 Andreas Inesta dilapangan untuk mendukung gaya bermain yang ia usung.

Guardiola baru saja sukses membawa tim asuhannya, Manchester City melaju ke partai final Liga Champions pertama mereka sepanjang sejarah klub berdiri.

Kepastian tersebut didapat usai Kevin De Bryune cs mengalahkan tim kaya raya lainnya,PSG dibabak semifinal dengan skor agregat 4-1. DI final City bakal berhadapan dengan Chelsea.

BACA JUGA : CHELSEA TIDAK MAU KEHILANGAN N’GOLO KANTE

Keberhasilan ini berselang 10 tahun sejak terakhir kali Guardiola meloloskan tim asuhannya ke final Liga Champions. tepatnya ketika masih menangani Barcelona pada 2011 silam.

Penilaian Lahm

Semasa membesut Barcelona, Guardiola dikenal memainkan gaya sepak bola tiki-taka dan mengandalkan sejumlah bintang, mulai dari Lionel Messi,Xavi, hingga Inesta.

“Setelah mencapai titik tertinggi diSpanyol, anda dapat melihat bahwa Guardiola sedang beradaptasi,” ujar Lahm kepada El Pais.

Pep Guardiola reminisces about how mean his Barcelona players were on the  pitch

“Barcelona kala itu adalah tim yang sangat bagus, dengan hampir semua orang memainkan instrumen dengan baik. ketika mereka memenangkan Liga Champions pada 2009 dan 2011. Mereka mencekik lawan mereka.”tambahnya.

“Gaya itu dimungkinkan karena seluruh klub mengikuti ide Johan Cruyff tentang total football, dan Guardiola melihat dirinya dalam tradisi ini. Jika mereka membiarkannya dia akan memainkan 11 inesta.”tukasnya.

Perubahan Gaya Guardiola

Lebih lanjut, Lahm menilai bahwa Guardiola mencoba untuk mengubah pendekatan gaya bermainnya sejak meninggalkan Barcelona, termasuk ketika menjadi bosnya di Bayern Munchen.

“Ditempat lain dia harus mengorbakan sedikit idealismenya. Di Munchecn dia memberiakan speasialis (Franck) Ribery dan (Arjen) Robben bermain di sayap dan fullback bergeser ke tengah saat tim menguasai bola,”tutur Lahm.

“Tim terkadang memberikan bola, mundur, mempertahankan area mereka, beristirahat dan menunggu untuk melakukan serangan balik. Sang pelatih telah belajar menikmati gol sederhana dari sepak pojok atau tembakan luar kotak.

Dia telah melihat bahwa gol tersebut juga memilki data tarik, dia bukan hanya penggemar tiki-tak yang sangat menyerang.”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *