BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Manusia Bisa Hidup hingga 150 Tahun, ini Menurut Penelitian

Manusia Bisa Hidup hingga 150 Tahun, ini Menurut Penelitian

KORANPALAPA, Manusia Bisa Hidup hingga 150 Tahun, ini Menurut Penelitian. Memiliki umur yang panjang dalam keadaan sehat adalah hal yang di idamkan semua orang.

Narasi harapan manusia untuk memiliki umur yang panjang bahkan abadi, bisa pula kita dengar dari lagu “I’m Gonna Live Forever”, lagu yang cukup lawas yang di bawakan oleh Irene Cara.

Di Silicon Valley, keabadian terkadang naikkan statusnya menjadi tujuan jasmani.

Bahkan, banyak nama besar di bidang teknologi telah menanamkan dana ke dalam usaha untuk mencegah penuaan ini.

Namun, tetap saja, faktanya kematian dan penuaan memang tidak bisa kita hindari.

Kendati begitu, para ilmuwan terus mencari tahu berapa lama manusia akan hidup, dengan kombinasi pengaruh genetika, dan kita tidak meninggal karena kanker, penyakit jantung atau kecelakaan lalu lintas.

Namun, hasil penelitian menyebutkan, jika kita mengabaikan hal-hal yang bisa membunuh kita, kapasitas tubuh untuk memulihkan keseimbangan ke sistem struktural dan metabolisme tetap akan mengalami penurunan seiring berjalannya waktu.

Tetapi, jika kita berhasil menjalani kehidupan dengan sedikit tekanan, penurunan bertahap ini menetapkan rentang hidup maksimum bagi manusia antara 120 dan 150 tahun.

Jika kita terbebas dari ancaman mendasar yang menyebabkan kematian, maka kehilangan ketahanan yang akan menjadi penyebab kematian.

“Berapa umur terpanjang yang dapat dijalani oleh sistem kompleks manusia jika segala sesuatu berjalan dengan baik, dan dalam lingkungan bebas stres?”

“Hasil dari penelitian ini menunjukkan ‘kecepatan penuaan’ lah yang menetapkan batas umur manusia,”

Manusia Bisa Hidup hingga 150 Tahun, ini Menurut Penelitian

Studi tentang laju penuaan

Timothy Pyrkov, seorang peneliti di Gero mengamati “laju penuaan” dalam tiga kelompok besar di AS, Inggris, dan Rusia.

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penyimpangan dari kesehatan yang stabil. Lalu, peneliti menilai perubahan jumlah sel darah dan jumlah langkah harian, lalu menganalisisnya berdasarkan kelompok umur.

Menggunakan laju penurunan yang dapat diprediksi ini untuk menentukan kapan ketahanan akan hilang seluruhnya, yang menyebabkan kematian, mereka menemukan rentang usia manusia 120 hingga 150 tahun.

Para peneliti juga menemukan bahwa seiring bertambahnya usia, respon tubuh terhadap gangguan bisa semakin jauh dari kondisi normal yang stabil, sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk pemulihan.

Berbeda dengan orang yang masih muda, pada lansia responnya akan sedikit lambat.

Baca juga : 5 Trik Khusus Dapat Konsisten Dalam Pencarian Tujuan Kehidupan

“Kami mengamati perubahan yang tajam pada usia sekitar 35 hingga 40 tahun yang cukup mengejutkan,” kata Pyrkov.

Contohnya, di usia 35 tahunan adalah masa ketika karier olahraga seorang atlet berakhir. Ini menunjukkan indikasi bahwa sesuatu dalam fisiologi mungkin benar-benar berubah pada usia ini.

S. Jay Olshansky, seorang profesor epidemiologi dan biostatistik di University of Illinois di Chicago mengatakan bahwa rentang hidup yang panjang tidak sama dengan rentang kesehatan yang panjang.

“Fokusnya sebaiknya tidak pada hidup lebih lama, tetapi pada hidup lebih sehat untuk waktu yang lebih lama,” kata Olshansky.

Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah mengobati penyakit dalam jangka panjang tidak akan memberikan efek yang kita inginkan, karena proses biologis mendasar dari penuaan ini akan terus berlanjut.

Whitson juga menambahkan bahwa kematian bukanlah satu-satunya hal yang penting. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga kualitas hidup, karena pada umumnya ini menjadi semakin penting saat kita kehilangannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *