BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Mana yang Lebih Sehat antara Lompat Tali vs Lari?

Mana yang Lebih Sehat antara Lompat Tali vs Lari?

KORANPALAPA, Mana yang Lebih Sehat antara Lompat Tali vs Lari? Bicara soal latihan kardio, baik lompat tali maupun lari sama-sama dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular dan membutuhkan peralatan yang sangat minim.

Tetapi, dengan adanya kesamaan tersebut, mungkin kita jadi lebih sulit untuk memutuskan mana yang ingin dimasukkan ke dalam rutinitas kebugaran sehari-hari.

Sebenarnya, tidak ada yang salah jika kita melakukan kedua aktivitas tersebut.

Namun, bagi yang tertarik untuk memilih salah satu, para ahli akan merinci informasi tentang lompat tali dan lari, termasuk manfaat kesehatan yang bisa kita peroleh.

Baca juga: Mengandung Protein Tinggi Ada Di 8 Sayuran Ini

Manfaat kardiovaskular

Lompat tali maupun lari sering kali disebut sebagai latihan kardiovaskular yang melelahkan dan menguras banyak tenaga.

Latihan kardio (alias latihan aerobik) melibatkan otot-otot besar tubuh yang bergerak secara berirama untuk jangka waktu yang lama.

Sehingga, bisa menyebabkan seseorang bernapas lebih keras dari biasanya dan detak jantungnya menjadi lebih cepat.

Namun, disarankann agar kita dapat menggabungkan gaya latihan penguatan jantung dan paru-paru ini ke dalam rutinitas kebugaran secara teratur.

Karena kedua latihan tersebut dapat membuat kita lebih bugar secara fisik, serta mampu melakukan lebih banyak aktivitas tanpa merasa lelah.

Kesehatan kardiovaskular adalah manfaat utama yang didapat dengan berlari.

Tubuh yang paling sehat berisi jantung yang kuat dan kita bisa membuat jantung itu sangat kuat melalui latihan kardiovaskular khusus ini.

Kita pasti pernah kehabisan napas saat sedang menaiki tangga atau bermain. Nah latihan ini sangat penting membentuk daya tahan jantung yang lebih kuat.

Demikian pula, lompat tali adalah juga latihan kardio yang luar biasa.

Lompat tali benar-benar membantu membangun daya tahan kardiovaskular.

Lompat tali adalah latihan wajib petinju dan itu benar-benar membantu pemanasan untuk bersiap menghadapi tekanan yang lebih tinggi saat melakukan latihan tinju.

Ilustrasi lari. Saat berlari, posisi tubuh adalah condong ke depan dan kepala tegak.

Banyaknya kalori yang dibakar

Lompat tali dan berlari dianggap sebagai aktivitas aerobik intensitas tinggi yang dapat meningkatkan detak jantung secara substansial.

Dengan demikian, keduanya juga menjadi aktivitas pembakar kalori utama.

Joging dengan kecepatan 8 kilometer per jam selama setengah jam dapat membakar sekitar 295 kalori pada orang dengan berat 69 kg.

Sementara, lompat tali dengan kecepatan sedang selama setengah jam dapat mengurangi sekitar 352 kalori pada orang dengan berat 70 kg.

Mana yang Lebih Sehat antara Lompat Tali vs Lari?

Latihan anaerobik

Meskipun lompat tali dan lari dikenal sebagai latihan aerobik, namun kedua latihan itu juga bisa menjadi bentuk latihan anaerobik.

Selama latihan anaerobik, yang biasanya berlangsung cepat dan berintensitas tinggi, tubuh kita tidak bergantung pada oksigen untuk memberi daya melalui suatu aktivitas, tapi menggunakan energi dari glikogen yang tersimpan di otot.

Akibatnya, kita akan dapat tampil di level tinggi ini hanya untuk waktu yang singkat.

Lompat tali, khususnya, bisa menjadi campuran latihan aerobik dan anaerobik tergantung pada kecepatan kita melompat.

Artinya, lompat tali bisa menjadi latihan kardio aerobik yang luar biasa dengan kecepatan yang sangat rendah, atau bisa menjadi latihan anaerobik yang sangat keras jika kita melakukannya dengan cepat.

Hal yang sama berlaku untuk lari. Jika kita joging dalam kondisi stabil untuk waktu yang lama, kita akan menjaga detak jantung tetap stabil, melatih sistem energi aerobik, dan meningkatkan daya tahan.

Tetapi, jika kita lari sangat cepat, detak jantung akan melonjak dan tubuh akan memanggil sistem energi anaerobik.

Dengan melatih kedua sistem energi dengan salah satu aktivitas itu, kita juga akan mendapatkan beberapa manfaat pembentukan otot.

Latihan aerobik membantu memperkuat serat otot berkedut lambat dan memungkinkan kita untuk berlatih dalam jangka waktu yang lama sebelum mulai merasa lelah.

ilustrasi lompat tali

Otot yang terlibat

Meskipun lari membuat jantung kita bekerja lebih keras, itu bukan satu-satunya otot yang di gunakan selama latihan.

Kesalahpahaman terbesar tentang lari adalah kebanyakan orang mengira ini hanya latihan paru-paru dan kaki, tetapi sebenarnya itu adalah gerakan tubuh total.

Kita menggerakkan semuanya mulai dari kaki hingga tubuh bagian atas.

Lebih khusus lagi, bagian inti membantu menstabilkan seluruh tubuh saat kita juga menggunakan bisep dan trisep saat mengayun lengan ke depan maupun ke belakang.

Di sisi lain, lompat tali sangat bergantung pada tubuh bagian bawah, terutama betis, karena dapat membantu kita melompati tali.

Efeknya pada persendian

Baik untuk lompat tali maupun lari, benturan sendi bergantung pada permukaan tempat kita berada.

Misalnya, beton keras mungkin akan memiliki dampak paling negatif pada persendian, apakah kita sedang joging atau lompat tali.

Banyak petinju yang melakukannya di atas ring, sehingga memiliki dampak minimal pada tulang dan persendian.

Direkomendasikan untuk memilih permukaan aspal daripada trotoar beton atau berlari di atas treadmill yang dirancang khusus untuk mengurangi dampak pada persendian.

Kemudian, dampak latihan lompat tali juga dapat bervariasi berdasarkan tingkat pengalaman dan intensitas kita melakukannya.

Ketika kita adalah seorang pemula, salah satu kesalahan yang saya lihat adalah orang melompat terlalu tinggi dan terlalu keras.

Ini mungkin akan menjadi latihan high impact, sampai kita mendapatkan ritmenya sehingga makin ringan.

Kesimpulan

Lompat tali dan lari menawarkan manfaat kesehatan kardiovaskular dan pembentukan otot yang serupa, dengan dampak yang sebanding, meskipun saat lari kita menggunakan lebih sedikit otot kaki di banding lompat tali.

Jika kamu suka berlari karena ingin bergerak sambil melihat pemandangan, maka berlarilah. Tapi jika kamu ingin berada di satu tempat saja, maka lompat tali bisa menjadi pilihan.

Jadi pada akhirnya, latihan terbaik adalah yang benar-benar kita nikmati dan tentu saja tidak membuat kita sakit saat melakukannya.

Kita juga bisa melakukan keduanya selang-seling untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Keduanya akan saling melengkapi dan membuat kita makin sehat dan bugar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *