BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Hindari Relasi Negatif dengan Mencintai Diri Sendiri, Begini Caranya

Hindari Relasi Negatif dengan Mencintai Diri Sendiri, Begini Caranya

Hindari Relasi Negatif dengan Mencintai Diri Sendiri, Begini Caranya

KORANPALAPA, Hindari Relasi Negatif dengan Mencintai Diri Sendiri, Begini Caranya. Setiap orang perlu menerima dan mencintai diri sendiri. Pasalnya, mencintai diri sendiri atau self love adalah salah satu cara menghindari relasi negatif.

Menurut psikolog klinis dari Yayasan Pulih, Noridha Weningsari, mencintai diri sendiri atau self love adalah salah satu kunci untuk merasa berharga. Self love membuat seseorang menjadikan dirinya sendiri sebagai sumber kebahagiaan.

“Jadi sumber kebahagiaannya itu bukan dari cinta orang lain, bukan dari relasi yang dia jalani tapi benar-benar dari dirinya sendiri,” ujar Noridha.

Mencintai diri sendiri dapat dilakukan dengan cara menerima diri. Menerima diri artinya memahami bahwa pengalaman yang tersakit sekalipun adalah bagian dari kehidupan yang dimiliki.

Baca juga : Berapa Kali Sebaiknya Kita Mencuci Wajah dalam Sehari?

“It’s okay not to be okay, jadi tidak apa-apa kalau kita sedih, marah, kesal, itu adalah emosi yang alamiah dan sangat wajar termasuk emosi negatif itu juga sangat wajar.”

Hal yang tidak wajar adalah ketika emosi yang dimiliki pada akhirnya diekspresikan dengan cara yang tidak tepat, lanjut Noridha. Misal, dilampiaskan pada orang lain atau diri sendiri. Dalam kasus ini, bukan emosinya yang salah melainkan ekspresinya yang tidak tepat dan harus diganti dengan ekspresi lain.

Refleksi untuk Gali Emosi

Selain penerimaan pada diri dan mengekspresikan emosi dengan tepat, cara lain mencintai diri sendiri adalah dengan melakukan refleksi.

“Kita juga perlu refleksi, menggali emosi-emosi kita, menggali tentang emosi dan relasi yang kita miliki.”

Penggalian emosi dapat dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dasar terkait relasi yang dijalani. Misal, dalam relasi romantis atau hubungan pacaran apakah kedua belah pihak sudah setara atau ada satu pihak yang mendominasi.

“Jadi seperti, ‘Sebenarnya dalam relasi ini aku setara atau tidak ya? Ketika aku bicara, pasanganku mendengarkan tidak sih? Ketika mengambil keputusan, kita diskusikan sama-sama atau tidak?’”

Jadi, refleksi hubungan sangat penting dilakukan agar mengetahui relasi tersebut positif atau negatif, layak terus dijalani atau perlu disudahi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *