BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL

Belajar dari Felicia Tissue, Lakukan 9 Hal Ini Ketika Di-Ghosting

Belajar dari Felicia Tissue, Lakukan 9 Hal Ini Ketika Di-Ghosting

Belajar dari Felicia Tissue, Lakukan 9 Hal Ini Ketika Di-Ghosting

KORANPALAPA, Belajar dari Felicia Tissue, Lakukan 9 Hal Ini Ketika Di-Ghosting. Istilah “ghosting” kembali diperbincangkan setelah Felicia Tissue, mantan kekasih Kaesang Pangarap, menceritakan bahwa putra bungsu Presiden Joko Widodo itu secara tiba-tiba memutus kontak dengannya.

Menurut Felicia, hal itu dilakukan dua minggu setelah mengucap keinginan untuk membawa hubungan ke jenjang pernikahan.

Padahal, keduanya sudah menjalin hubungan asmara selama lima tahun.

Ghosting sebetulnya bukanlah istilah yang asing. Bahkan, istilah ini menjadi salah satu topik yang paling banyak dicari di Indonesia sepanjang 2020 melalui pencarian Google.

Lalu, apa itu ghosting?

Ghosting adalah ketika satu individu tiba-tiba menghilang dari kehidupan seseorang tanpa melakukan kontak sama sekali, baik melalui telepon, pesan singkat, email, atau media lainnya.

Ghosting telah menjadi fenomena umum di dunia kencan modern dan juga di lingkungan sosial dan profesional lainnya.

Munculnya sarana komunikasi elektronik dan aplikasi kencan populer seperti Grindr, Tinder, Bumble dan lainnya membuat seseorang cenderung lebih mudah membangun relasi dengan orang yang baru ditemui sekaligus memutuskannya hanya dengan sekali sentuhan jari.

Belajar dari kasus Felicia Tissue, apa yang harus dilakukan jika kita jadi korban ghosting?

Setiap orang bisa meresponsnya secara berbeda-beda. Ketika sebagian orang bisa menerimanya dengan santai saja, sebagian lainnya menganggapnya begitu personal.

Namun, pada intinya, jika kita berpikir hubungan dengan orang tersebut tidak akan lebih jauh, maka lebih baik merelakannya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan ketika kita menjadi korban ghosting antara lain:

Menghargai perasaan

Hal yang normal jika kita merasa bingung. Kuncinya adalah fokus pada diri kita sendiri jika si dia tak kunjung hadir.

Sebab, mungkin saja tidak ada alasan logis yang bisa menjelaskan situasi tersebut.

Tak masalah jika kita memikirkan hal detil seperti “bisakah saya berkomunikasi dengan lebih baik?” atau “apakah saya mengatakan sesuatu?”.

Namun apapun yang kita lakukan, ingatlah bahwa sekalipun orang tersebut memiliki latar belakang, gelar, atau reputasi tertentu. Dia tidaklah sempurna.

Baca juga : Terkena Ghosting Terapkan Cara Ini Agar Hatimu Tenang

Menerima situasi

Setiap peristiwa dalam hidup adalah pelajaran. Beberapa pelajaran terasa lebih menyakitkan daripada yang lainnya dan terkadang kita tahu itu.

Ketika peristiwa tidak menyenangkan dalam hubungan asmara terjadi, cobalah mengatakan pada diri kita bahwa lebih baik hal itu terjadi sekarang daripada nanti ketika semuanya lebih serius.

Mungkin ini terdengar gila. Namun, mensyukuri kekecewaan terkadang bisa membantu menghadapi situasi.

Rasa sakit emosional dapat mengungkapkan di mana kita perlu memperbaiki diri jika terjadi kekecewaan di masa depan.

Gunakan momen ini untuk membuat aturan dan kebiasaan kencan yang lebih kuat untuk mengurangi kemungkinan menyalahkan diri sendiri di masa depan.

Apa pun yang kita lakukan, cobalah untuk tetap tenang.

Kirim pesan terakhir untuk klarifikasi

Kita bisa mengirimkan pesan padanya seperti “halo, saya ingin bicara tentang apa yang terjadi”. Kemudian, tunggu responsnya.

Menunggu respons tak harus sambil khawatir atau merasa marah dan frustrasi.

Berilah batas waktu. Sebab, sisi baik kita mungkin ingin mendapatkan manfaat dari menunggu dalam keraguan. Tapi, sisi diri kita yang lain merasa marah dan tidak mau menghabiskan waktu menjadi seseorang yang dicampakkan.

Setelah memberi batas waktu, jangan mengirim pesan atau menelepon lebih dari satu kali.

Kita akan menyesal jika dia tak kunjung merespons dan malah akan merasa lebih buruk.

Jangan mengeluh di media sosial

Hal ini hanya akan menghabiskan energi dan waktu. Padahal, waktu tersebut bisa kita manfaatkan untuk hal lain, seperti mempercantik diri atau melakukan hal bermanfaat lainnya.

Ingatlah bahwa meskipun kita menghapus sebuah unggahan, jejak digital akan tetap ada selamanya dan sulit untuk dihapus.

Sebaliknya, telepon atau kirim pesan kepada orang yang kita percayai untuk melampiaskan perasaan dan menerima penegasan tentang sesuatu.

Jika direspons, cukup dengarkan

Ketika seseorang melakukan sesuatu yang salah, mereka harus membetulkannya. Tentu itu akan diawali dengan penjelasan.

Kita tidak perlu memosisikan diri sebagai pengemis. Kita tahu apa yang terjadi, begitu juga dia.

Pembicaraan ini lakukan untuk memperjelas apa yang terjadi. Kita cukup melakukan bagian kita.

Sebuah hubungan membutuhkan dua orang dewasa yang bisa mintai pertanggungjawaban satu sama lain.

Ubah pola pikir

Daripada membuat diri kira gila dengan memikirkan semua kemungkinan, ingatlah bahwa menjadi korban ghosting sebenarnya juga ada manfaatnya.

Coba pikirkan. Kita tentu tidak ingin calon pasangan yang tidak peduli tentang bagaimana tindakan mereka memengaruhi kita.

Jadikan momen ini untuk mengevaluasi apa yang sebenarnya kita inginkan dalam suatu hubungan dan sadari bahwa kita ingin menjadi prioritas. Ini jelas sesuatu yang tidak dipedulikan oleh pelaku ghosting.

Jika orang itu tidak tertarik pada kita, kita juga tidak tertarik padanya. Pertahankan pola pikir ini saat kita menghadapi dampak buruk di masa depan.

Baca juga : 5 Alasan untuk Tidak Menyalahkan Diri saat Jadi Korban Ghosting

Merelakan

Ketika sudah mengadopsi pola pikir tersebut, melepaskan rasa sakit, patah hati, dan trauma akan menjadi lebih mudah.

Ini mungkin butuh waktu, tetapi bergerak ke arah yang tepat akan membantu kita untuk pulih.

Pikirkan betapa hidup kita akan lebih baik tanpa kehadiran seseorang yang tidak peduli dengan kita.

Pikirkan juga bahwa setelah itu kita punya potensi untuk bersama orang lain lebih menghormati kita secara dewasa, sekalipun dia mungkin tidak tertarik dengan kita.

Pikir waktu-waktu luang yang kita miliki untuk bisa bertemu orang-orang baru setelah melepas rasa patah hati tersebut.

Bicara pada orang yang kita percaya

Jangan melampiaskan amarah pada orang yang menyakiti kita. Lebih baik kita curhat pada teman dekat atau anggota keluarga.

Bukan berarti kita harus menceritakan segala detilnya, tetapi melakukan hal ini membuat kita merasa mendapatkan dukungan.

Memiliki sistem pendukung dari orang-orang yang mencintai kita tidak hanya menjadi penghibur tetapi juga mengingatkan kita bahwa masih banyak orang-orang yang mengenal betul diri kita.

Selain itu, memiliki bahu untuk bersandar dapst meyakinkan kita bahwa kita tidak sendiri.

Jangan ragu untuk kembali berkencan

Setelah jadi korban ghosting, kita mungkin ragu untuk kembali berkencan dengan orang baru.

Namun, hal itu sebetulnya tak perlu. Kembalilah memberanikan diri untuk berkencan dan memulai kembali hubungan baru.

Ketika mengenal orang baru dan semakin dekat, komunikasikanlah dengan mereka bahwa kita pernah menjadi korban ghosting.

Tentunya lakukan ini setelah kita merasa nyaman bercerita dengan orang baru tersebut.

Ini akan membantu menenangkan pikiran kita sekaligus mendiskusikan tentang pengalaman kencan di masa lalu. Termasuk kemungkinan mereka juga pernah mengalami hal yang sama.

Kita juga mungkin akan menemukan kesamaan dan tidak akan melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Poinnya adalah saling terbuka dan bertemu orang-orang baru. Belajar dari Felicia Tissue, Lakukan 9 Hal Ini Ketika Di-Ghosting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *